Rabu, 25 November 2015

Profile Pondok Pesantren Darussalam Ciamis Jawa Barat



PONDOK PESANTREN
DARUSSALAM
Ciamis – Jawa Barat

Satu hal yang acap dikenang oleh alumni Pesantren Darussalam adalah kebersahajaan pesantren ini dalam keseharian santrinya. Malah, seperti yang kerap terucap dari K.H. Irfan Hielmy—pengasuh Pesantren yang selalu mengajarkan kebersahajaan—setiap menerima kunjungan tamu, selalu disambut dengan kalimat yang sama: "Selamat datang di tempat kami, pesantren yang sangat sederhana". Itu pula yang menjadi salah satu penekanan kepada santrinya, yaitu untuk selalu mengambil posisi dengan kerendah-hatian.

Namun selaras dengan perkembangan dan dinamika zaman, Pesantren Darussalam tidak bisa menghindar dari pengaruh serta side effect akulturasi dan modernisasi. Dunia kini, dengan teknologi informasi yang sulit diikuti secara kasat mata, segala macam bentuk ‘buaian’ zaman telah merasuk jauh ke basis-basis umat Islam. Melakukan kesalahan —kalau tidak mau disebut dosa, adalah perkara yang sangat gampang, murah, dan transparan. Sementara itu, filter yang berguna untuk menyaring pengaruh buruk dari dahsyatnya kapak perang globalisasi sudah merupakan barang langka, mahal, dan tersembunyi. Di sinilah peran Pesantren, peran strategis yang diemban oleh Pengurus Pesantren dalam mengaplikasikan cita-cita Pengasuh Pesantren, yakni membuat sebanyak mungkin filter untuk menyaring dan meredam gempuran modernisasi dan globalisasi.

Pondok Pesantren Darussalam memiliki kekuatan besar untuk menjadikan Islam sebagai rahmat bagi semua alam. Islam adalah  global, dan pesantren inilah yang akan memperjuangkannya. Bersiaplah.


Ihwal kebersahajaan dan kesederhanaan Pesantren Darussalam ternyata sama tuanya dengan sejarah pesantren ini. Nun di paruh 1929, Kiai Haji Ahmad Fadlil (meninggal tahun 1950), ayahanda K.H. Irfan Hielmy,  memulai kisah kebersahajaan dengan sebuah masjid dan sebuah bilik sebagai asrama. Santri yang pertama kali mondok adalah pemuda-pemuda setempat yang tidak saja diajari ilmu-ilmu agama tetapi diajak mengolah sawah, bercocok tanam, dan diberi contoh bagaimana memelihara bilik dan memakmurkan masjid. Pesantren Tjidewa, sebutan untuk komunitas baru itu, dengan cepat mendapat simpati serta dukungan dari masyarakat sekitar lebih banyak lagi santri yang mondok.
Adalah pasangan suami-isteri Mas Astapradja dan Siti Hasanah yang mewakafkan tanahnya di Kampung Kandanggajah, Desa Dewasari, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kepada Kiai Ahmad Fadlil. Dibantu oleh masyarakat dan santri, Pesantren Tjidewa menapaki guratan sejarah dengan optimisme menghilangkan benalu yang menempel dalam ajaran Islam.
Menjelang proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, di Pesantren Tjidewa sudah mondok 400 orang santri yang mengaji ilmu tafsir, ilmu hadits, sejarah, dan perbandingan madzhab,  di samping kitab-kitab ilmu sharaf dan ilmu nahwu. Keputusan Kiai Ahmad Fadlil dengan hanya menerima santri putra tidak terlepas dari kondisi saat itu yang tidak bisa keluar dari kontelasi keamanan akibat penjajahan Belanda. Karena didorong oleh keinginan untuk melepaskan diri dari cengkraman penjajah dan ditambah dengan meluapnya semangat santri untuk menghalau Belanda, Kiai mengajarkan pula strategi berdiplomasi mengatasi tekanan penjajah. Apalagi dengan kemampuannya berbahasa Belanda--ia belajar bahasa Belanda kepada kakek dari keluarga ibunya sejak di sekolah rakyat (Vervolg School)--dengan mudah bisa menyerap berbagai informasi yang kelak berguna sebagai modal berdiplomasi.
Lebih dari itu, penguasaan terhadap teks berbahasa Arab telah tampak sejak Ahmad Fadlil muda berhasil menghapal  kitab-kitab Jauharul Maknun, ‘Uqudul Juman, Talkhisul Miftah dan syair-syairnya. Bahkan, pada usia 31 tahun, ia telah berhasilmenerjemahkan Qasidah Burdah karya Muhammad Said al-Busyiri. Sampai sekarang, kasidah burdah berbahasa Sunda yang merupakan karya terjemahan masterpiece Kiai Ahmad Fadlil, masih terdengar dibaca dan didendangkan oleh santri-santri  di banyak pesantren tradisional terutama di Jawa Barat.

Sistem Pendidikan
Pesantren Darussalam memadukan pendidikan salafi dengan modern, dengan tujuan untuk menyeimbangkan keilmuan santrinya. Di beberapa pondok pesantren modern, sistem pengajian biasanya diselenggarakan dengan menggunakan sekolah/madrasah sebagai basisnya. Sekolah/madrasah-lah yang dijadikan sebagai standar untuk menentukan kelas/kelompok pengajian, materi dan kitab pengajian, dan alokasi waktu pengajian. Namun demikian, seiring dengan perkembangan konsep dan paradigma pendidikan—di mana "model pembelajaran yang berlandaskan homogenitas peserta didik" sudah mulai ditinggalkan dan mulai mengarah pada "model pembelajaran berbasis individu"—maka sejak tahun 2001, sistem pengajian kitab di Pondok Pesantren Darussalam dikelola dengan menjadikan kemampuan "individu" santri sebagai basisnya.
Karena sesuai dengan tradisi pesantren, model pembelajaran yang berbasis individu sudah teruji (misalnya dalam penggunaan metode sorogan), dan dalam konteks Pondok Pesantren Darussalam model ini sangat memungkinkan, maka untuk lebih mengoptimalkan sistem pengajian pesantren dimulailah mengembangkan model pengajian yang berbasis individu, tanpa mereduksi sama sekali penggunaan sistem kelas/kelompok.
Penetuan tingkat pengajian didasarkan pada kemampuan individu, dan tidak didasarkan pada kelas sekolah/madrasah.
a)     Tingkat pengajian terdiri dari tingkat persiapan (Tamhidy), tingkat dasar (Ibtidaiy), tingkat menengah (Wustho), dan tingkat tinggi ('Ulya).
b)     Setiap tingkat pengajian terdiri dari satu atau lebih kelompok pengajian, dan setiap kelompok tidak lebih dari 40 santri.
c)     Penentuan materi pengajian didasarkan pada materi-materi standar sesuai dengan disiplin al-Qurân, al-Hadîs, Fiqh, Akidah, Akhlaq, Nahwu, Sharaf dan Balaghah.
d)     Setiap kelas/kelompok pengajian terdiri dari individu-individu yang memiliki kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang relatif sama.
e)     Adanya sistem evaluasi individu dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan, serta berdaya guna bagi penentuan kelas dan kenaikan tingkat.
f)      Sistem rekruitmen santri didasarkan pada motivasi santri, baik motivasi memasuki Pondok Pesantren Darussalam maupun motivasi belajar.
g)     Pemanfaatan waktu pengajian secara efektif dan efisien.
Pesantren Darussalam mulai memodernisasikan sistem pendidikannya dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan formal yang mengadaptasi model klasikal dan sampai saat ini semua jenjang pendidikan ada di pesantren ini yaitu meliputi: Raudlatul Athfal (RA) Al-Fadliliyah Darussalam setingkat Taman Kanak-kanak (TK); Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Fadliliyah Darussalam setingkat Sekolah Dasar (SD); Madrasah Tsanawiyah Darussalam (MTsD) setingkat SLTP; Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Darussalam setingkat SLTA; Sekolah Menengah Atas (SMA) Plus Darussalam; Institut Agama Islam Darussalam (IAID) terdiri dari: Fakultas Syari'ah Jurusan Ahwal al-Syakhshiyyah dan Jinayah Siyasah; Fakultas Tarbiyah: Jurusan Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab dan PGMI; Fakultas Dakwah: Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (SPI) serta Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI); Program Pascasarjana (S2): Program Studi Pendidikan Islam; dan Ma'had Aly Darussalam (MAD): Program Studi Fiqh dan Ushul Fiqh

Gedung dan Fasilitas Pembelajaran
Pesantren Darussalam memiliki fasilitas yang sangat memadai. Mulai dari Asrama/kobong santri, Gedung pertemuan/Aula, Ruang kelas, dan Masjid. Untuk menunjang dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan keilmuan serta untuk keterampilan dan kecakapan hidup (life skill) para santrinya, pesantren Darussalam menyediakan fasilitas penunjang lainnya, diantaranya: Kegiatan Ekstrakurikuler yaitu Pramuka, Paskibra, Bulan Sabit Merah/BSM Remaja; Leadership Training (Latihan Kepemimpinan).
Terdapat pula Perpustakaan (modern dengan fasilitas jaringan internet); Pusat Pelatihan Komputer; Laboratorium MIPA dan Bahasa; Ruang Audio Visual; Toko Swalayan Serba Ada (Tosserba); Sanggar Seni dan Olahraga yaitu Band, Qashidah, Marawis, Teater, Qiraat, Beladiri Saslaridla, Nasyid, Sepak Bola, Bola Voli, Basket, Badminton, Tenis Meja; Baitul Maal wat Tamwil (BMT); Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren); Kantin; Toko Buku dan Kitab; dan Warung Telekomunikasi (Wartel).

Konsentrasi dan Target Pembelajaran
Sebagai lembaga yang besar dan modern, Pesantren Darussalam dalam proses pendidikannya memiliki konsentrasi dan target pembelajaran, diantaranya: 1). Al-Aqidah as-Salafiyah; 2). Al-Akhlaq al-Karimah (pencapaian akhlak terpuji); 3). Penguasaan bidang studi sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP); 4). Studi Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, Fiqih, Ushul Fiqh, dll.; 5). Learning By Doing melalui praktik: pelatihan bahasa Arab dan Inggris, Terapi Musik Qashidah al-Burdah, Majelis Terapi “Farahfaza”, Pembinaan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Tenaga Pengajar
Dalam rangka pencapaian apa yang dicita-citakan, pesantren Darussalam dikawal oleh lebih dari 250 Tenaga Pengajar. Latar belakang para Tenaga Pengajar di Pesantren Darussalam adalah terdiri dari para lulusan Strata 1 (S.1), Strata 2 (S.2), Strata 3 (S.3) bahkan Guru Besar sebagai tenaga edukatif yang ahli di bidangnya, baik yang berasal dari lingkungan Pondok Pesantren Darussalam, maupun yang berasal dari tenaga edukatif lembaga lain yang kompeten dari beragam disiplin ilmu. Namun mayoritas Tenaga Pengajar tersebut adalah lulusan S1, yang diantaranya 25 % perempuan.
Tenaga pengajar tidak hanya lulusan dari dari perguruan tinggi agama atau lulusan dari Timur Tengah saja, juga twerdapat lulusan dari perguruan tinggi umum yang mengajarkan ilmu pengetahuan non agama. Hal ini dilakukan agar terjadi kesinambungan dan keseimbangan antara ilmu agama dan umum.

Tentang Santri
Dari keseluruhan lembaga pendidikan para santri Darussalam berasal dari berbagai wilayah di Tanah Air, yaitu: Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatra, Bali, NTT, Kalimantan, Sulawesi,  Maluku, dan Irian Jaya.
Dari mulai Pondok Pesantren Darussalam berdiri, semakin tahun terus berkembang. Pesantren ini semakin mendapat kepercayaan, bukan hanya dari masyarakat, tetapi juga dari pemerintah dan pengusaha. Keberhasilan Pondok Pesantren Darussalam dalam merekrut para santrinya dari tahun ke tahun bisa dikatakan stabil.
Pada tahun 2008 saja, jumlah santri di Pondok Pesantren Darussalam tidak kurang dari 2.000 orang santri. Perbandingan laki-laki dan perempuannya adalah 55 % laki-laki dan 45 % perempuan. Bagi santri yang berasal dari tempat jauh dan luar daerah disediakan asrama. Sebab secara umum sekitar 90% mereka diwajibkan untuk tinggal di asrama, kecuali yang 10% lagi yang berasal dari Desa sekitar Pesantren Darussalam yang berangkat dari rumahnya sendiri.
Ribuan alumni sudah lahir dari rahim sejarah Darussalam. Mereka tersebar di starata kemasyarakatan, sebagai petani, pengusaha, wiraswasta, PNS, polisi, tentara dan tidak sedikit yang kemudian mengamalkan ilmunya dengan mendirikan Pondok Pesantren. Mereka berbaur ke tengah-tengah masyarakat dengan modal gemblengan yang khas Darussalam, yakni pembentukan karakter yang tidak lepas dari sosok sebagai muslim yang moderat, mukmin yang demokrat dan muhsin yang diplomat.
Alumni Pesantren Darussalam merupakan generasi yang ditempa dengan perpaduan gaya tradisional dan gaya modern, sampai kini masih berkutap dengan beragam wacana keilmuan di berbagai Perguruan Tinggi. Timur tengah adalah kawasan yang banyak dipilih sebagai tempat meneruskan pendidikan setelah usai menimba ilmu di Darussalam. Beberapa di antaranya justru ada yang memilih Eropa, seperti di Belanda, Kanada dan Perancis; ada pula yang ke Amerika Serikat bahkan kawasan Asia, seperti Australia dan Malaysia. Disana mereka memasuki universitas terkemuka, bergelut menghabiskan waktu untuk memperdalam pengetahuan di jenjang S2 dan S3, dan mereka tetap menjalin silaturrahim dengan almamaternya, sebuah negeri yang disebut Darussalam, Negeri yang Damai. Ini merupakan salah satu bukti bahwa alumni Pondok Pesantren Darussalam tidak hanya layak bersaing di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.

Aktivitas dan Prestasi
Aktivitas santri sehari-hari di Pesantren Darussalam nyaris tanpa henti, mulai dari pagi hingga malam hari. Kegiatan yang cukup padat dan dibiasakan semenjak mereka pertama kali masuk, awalnya memang memberatkan. Namun, akhirnya dengan kebiasaan dan semangat untuk belajar, keterpaksaan itu menjadi hal yang biasa.
Aktifitas dan kesibukan santri sehari-hari mulai dari bangun pagi pukul 03.00 untuk melaksanakan aktivitas shalat malam (tahajud) sampai menjelang waktu shubuh. Aktivitas selanjutnya melaksanakan shalat shubuh yang dilanjutkan dengan kuliah shubuh—khusus hari ahad olah raga bersama—, makan pagi, melaksanakan kebersihan dan persiapan ke sekolah.
  Pada pukul 06.50 mereka kemudian berangkat ke sekolah sesuai dengan jadwal di masing-masing madrasah,—diselang dengan istirahat shalat Dzuhur dan Ashar—yang dilanjutkan dengan kegiatan terjadwal rutin (pengajian kitab paket menurut kelompok pengajian masing-masing, pengajian intensif atau tutorial, pelatihan komputer) dan terjadwal insidental (Pramuka, Paskibra, Olah raga, latihan musik, dan kegiatan ekstra lainnya sesuai minat dan bakat para santri). Setelah selesai kegiatan sekitar pukul 17.00, mereka makan sore, mandi dan persiapan shalat berjama'ah magrib di mesjid. Setelah shalat berjamaah maghrib, kemudian tadarus al-Qur'ân, kegiatan kultum, dan pengajian kitab paket lagi.
Ba'da shalat Isya, dilanjutkan dengan belajar yang dibimbing oleh para pembimbing sampai pukul 21.00. Dan setelah itu diperbolehkan istirahat dan persiapan untuk tidur menyambut hari esok dengan aktivitas yang sama dan lebih segar. 
Aktifitas keseharian santri di dalam kampus yang begitu padat tidak saja berguna untuk melatih kedisiplinan santri, melainkan juga bermanfaat untuk lebih mengoptimalkan interaksi santri dengan santri, santri dengan para ustadz/ustadzah, dan santri dengan karyawan lainnya.
Sebagai pesantren yang memiliki daya disiplin yang tinggi dan metode pembelajaran yang modern, Pondok Pesantren Darussalam telah tercatat memiliki ratusan piala dan penghargaan dari berbagai perlombaan yang telah diikuti mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat nasional, diantaranya: pernah tercatat menjadi Juara I Musabaqoh Fahmil Qur’ân pada MTQ Nasional di Yogyakarta; Juara I, II dan III Lomba Hiking Rally Cyradika se-Jabar dan Jateng; Juara I Pidato Bahasa Inggris Pospenas Tingkat Jawa Barat; Juara II Nasional Pidato Bahasa Arab Pospenas di Palembang; Juara III Senam Santri antar Pondok Pesantren se-Jawa Barat; Juara I Prestasi Madrasah komponen MAK tingkat Propinsi Jawa Barat; Juara II Lomba Pidato Bahasa Arab pada Arabic Expo di UPI Bandung; Juara I Pidato Bahasa Indonesia se-Priangan Timur; Juara II Nasional Pidato Bahasa Arab pada Pospenas di Medan; Juara I Nasional Karya Tulis Ilmiah tingkat SLTA DPP PKS; Juara II Lomba Tenis Meja Pospenas antar SLTA se-Priangan Timur; Juara II Bola Basket Pospenas se-Priangan Timur; Juara I Lomba Cipta Karya Puisi Kandungan al-Qur’ân pada Festival Pesantren se-Kabupaten; Juara IV Pidato Bahasa Indonesia Pospenas di Samarinda; Juara I Nasyid Se-Priangan Timur; Juara II Teater Se-Jawa Barat; dan lain-lain.


DATA UMUM

 

PENDIRI:

KH. Ahmad Fadlil
KH. Irfan Hielmy
(Putera Sulung dari KH. Ahmad Fadlil)

TAHUN BERDIRI:

Tahun 1929
MAJELIS PENGASUH
Pengasuh :
KH. Dr. Fadlil Munawwar Manshur, M.S.

Pengasuh Bidang Keputrian dan Kesejahteraan
Dra. Hj. Eulis Fadlilah jauhar Nafisah, M.Pd.I.

Wakil Pengasuh Bidang umum dan Sumber Daya Manusia
KH. Dr. Fadlil Yani Ainusyamsi, MBA., M.Ag.


DEWAN DIREKTUR
Koordinator  Dewan Direktur
KH. Drs. H. Wahyudin, M.Pd.

Wakil Koordinator Dewan Direktur
KH. Drs. H. Koko Komaruddin, M.Pd.

Direktur I Bidang Pendidikan, Pembangunan, Perekonomian, Kerjasama Luar Negeri dan BMT
KH. Dr. Hasan Bisri, M.Ag.

Direktur II Bidang Bendahara, Perencanaan Keuangan dan Logistik
Dra. Hj. Ani Hafni Zahra Fadlilah Laila

Direktur III Bidang Kebudayaan, Kesenian, dan Olah raga
K. Dase Fadlil Yusdi Mubarak, S.H.

Direktur IV Bidang Keterampilan dan Keindahan
Hani Herlina, S.Ag., M.Pd.I.

Direktur V Bidang Kesantrian, Keamanan, Ketertiban, Kedisiplinan dan Kesehatan
Dra. Chusna Arifah, S.Pd., M.Pd.I.

Direktur VI Bidang Pemeliharaan Aset Pesantren
Emma Ratna Kania Fadlilah Salma

Direktur VII Bidang Pengembangan Minat dan Bakat
Lili Herlina, S.H.


SISTEM PENDIDIKAN:
Pondok Pesantren Modern

AFILIASI:
Mandiri

ALAMAT LENGKAP:
Jl. KH. Ahmad Fadlil 1, Kotak Pos 02 Ciamis Jawa Barat Telp./Fax. (0265) 773618
E-mail: pst.darussalam.cms@gmail.com
JALUR KENDARAAN UMUM:
Kendaraan umum yang lewat ke Pondok Pesantren Darussalam adalah Angkutan Kota 07 jurusan Ciamis-Darussalam-Ciharalang

LUAS TANAH:
Pondok Pesantren Darussalam memiliki luas tanah sekitar 7 hektar.

VISI:
Pesantren Darussalam sebagai pusat lembaga pendidikan Islam yang menyiapkan pemimpin-pemimpin masa depan.

MISI:
a.      Menggelorakan  semangat pemurnian ajaran Islam sesuai dengan ajaran Ahlussunah wa al-Jama'ah yang bersumber pada Al-Qur'an dan As-Sunnah;
b.      Membina budaya kesalihan (kesalihan individual dan kesalihan sosial) dan budaya kepakaran (asketisme intelektual) di kalangan santri dan masyarakat;
c.      Mengembangkan budaya prestasi dan sikap produktif di kalangan santri dan masyarakat;
d.      Mengembangkan dan melestarikan ilmu-ilmu bahasa Arab dan ilmu-ilmu agama Islam yang tertuang dalam kitab-kitab kuning dan literatur-literatur modern;
e.      Mendukung, melaksanakan, dan mengamankan pem-bangunan nasional di segala bidang secara proaktif, dinamis, ikhlas, dan bertanggungjawab.

TUJUAN:
a.      Berjiwa Islami, berwawasan kebangsaan, dan berkepribadian utuh;
b.      Bersifat terbuka dan tanggap terhadap perkembangan ilmu-ilmu Bahasa Arab dan ilmu-ilmu agama Islam, terhadap kemajuan iptek, dan terhadap masalah yang dihadapi masyarakat;
c.      Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat;
d.      Menguasai dasar - dasar agama Islam beserta metodologi bidang keahliannya sehingga mampu memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya, serta mampu berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai ilmuwan Islam sekaligus sebagai ulama waratsatul anbiya.

FASILITAS PEMBELAJARAN:
1.       Gedung Pertemuan (Aula)
2.      Ruang Kelas
3.      Ekstrakurikuler (Pramuka, Paskibra, Bulan Sabit Merah Remaja)
4.      Leadership Training (Latihan Kepemimpinan)
5.      Perpustakaan (modern dengan fasilitas jaringan internet
6.      Pusat Pelatihan Komputer
7.      Laboratorium MIPA dan Bahasa
8.      Ruang Audio Visual
9.      Toko Swalayan Serba Ada (Tosserba)
10.   Sanggar Seni dan Olah Raga: Band, Qashidah, Drum Band, Teater, Qiraat, Beladiri, Nasyid, Sepak Bola, Bola Voli, Basket, Badminton, Tenis Meja
11.    Baitul Maal wat Tamwil (BMT)
12.   Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
13.   Kantin
14.   Toko Buku dan Kitab
15.   Warung Telekomunikasi (Wartel).

PROFIL GURU:
Latar belakang para Tenaga Pengajar di Pesantren Darussalam adalah terdiri dari para lulusan Strata 1 (S.1), Strata 2 (S.2), Strata 3 (S.3) bahkan Guru Besar sebagai tenaga edukatif yang ahli di bidangnya, baik yang berasal dari lingkungan Pondok Pesantren Darussalam, maupun yang berasal dari tenaga edukatif lembaga lain yang kompeten dari beragam disiplin ilmu. Namun mayoritas Tenaga Pengajar tersebut adalah lulusan S1, yang diantaranya 25 % perempuan.

INFORMASI:
Untuk Informasi dan pendaftaran  dapat menghubungi Pondok Pesantren Darussalam Jl. KH. Ahmad Fadlil 1, Kotak Pos 02 Ciamis Jawa Barat Telp./Fax. (0265) 773618
E-mail: pst.darussalam.cms@gmail.com

DATA SANTRI:
Santri Putera : + 1.100 santri
Santri Puteri  : + 900 santri

Jumlah santri di Pondok pesantren Darussalam Pada tahun 2008, jumlah santri di Pondok Pesantren Darussalam tidak kurang dari 2.000 orang. Perbandingan laki-laki dan perempuannya adalah 55 % laki-laki dan 45 % perempuan.

AKTIVITAS:
1.       Kelompok ilmiyah
2.      Bela diri
3.      Seni Musik
4.      Olahraga
5.      Nasyid
6.      Kepanduan
7.      Komputer
8.      Pisdato
9.      Diskusi Bahasa
10.   Pentas seni
11.    Lomba-lomba
12.   pelatihan bahasa Arab dan Inggris
13.   Terapi Musik Qashidah al-Burdah
14.   Majelis Terapi “Farahfaza”
15.   Pembinaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
16.   dll.

PRESTASI
1.       Juara I Musabaqoh Fahmil Qur’ân pada MTQ Nasional di Yogyakarta
2.      Juara I, II dan III Lomba Hiking Rally Cyradika se-Jabar dan Jateng
3.      Juara I Pidato Bahasa Inggris Pospenas Tingkat Jawa Barat
4.      Juara II Nasional Pidato Bahasa Arab Pospenas di Palembang
5.      Juara III Senam Santri antar Pondok Pesantren se-Jawa Barat
6.      Juara I Prestasi Madrasah komponen MAK tingkat Propinsi Jawa Barat
7.      Juara II Lomba Pidato Bahasa Arab pada Arabic Expo di UPI Bandung
8.      Juara I Pidato Bahasa Indonesia se-Priangan Timur
9.      Juara II Nasional Pidato Bahasa Arab pada Pospenas di Medan
10.   Juara I Nasional Karya Tulis Ilmiah tingkat SLTA DPP PKS
11.    Juara II Lomba Tenis Meja Pospenas antar SLTA se-Priangan Timur
12.   Juara II Bola Basket Pospenas se-Priangan Timur;
13.   Juara I Lomba Cipta Karya Puisi Kandungan al-Qur’ân pada Festival Pesantren se-Kabupaten
14.   Juara Harapan I Pidato Bahasa Indonesia Pospenas di Samarinda
15.   Juara I Nasyid Se-Priangan Timur
16.   Juara II Teater Se-Jawa Barat
17.   dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us